Sabtu, 19 Februari 2011

Sahabat

Rangkul pundak Sahabatmu....
Saat dia masih di sisimu...
Peluk erat sahabatmu...
Saat dia masih bersamamu...
Karena kita baru menyadari...
Betapa kita sayang mereka ketika mereka telah pergi....

Sahabatku...
Dengarkanku....
Jika esok ku bahagia atau berduka...
Tetaplah di sampingku...
Jika esok ku bersalah...
Maklumi aku...
Jika esok ku jatuh sakit....
Doakan aku...
Dan....
Jika esok ku tlah tiada...
Maafkan semua kesalahanku....

Kehilangan Itu Menyakitkan

Oleh : Eva Fathia Amalia

Perempuan itu terus memandangi foto kedua orang yang ia sayangi dengan air mata yang berlinang menyusuri pipinya yang merah. Perempuan itu sangat kehilangan dan sangat terpukul atas kematian kedua orang yang sangat ia cintai dan ia sayangi tersebut. Tanpa disadari, ada seorang lelaki yang memperhatikannya sejak tadi. Karena penasaran, lelaki itu kemudian menghampiri perempuan tersebut.

"Kesedihan hanya akan membuat hidup kita semakin terpuruk dan memperburuk keadaan. Untuk apa kita menangisi orang yang telah tiada.? Tidak ada gunanya.!" kata lelaki itu dengan ucapan yang meyakinkan. Perempuan itu mendengar apa yang baru saja lelaki tersebut katakan padanya. Karena tidak terima dengan ucapan lelaki tersebut, perempuan itu bangkit dari tempat duduknya lalu berkata,"Mulut Anda sepertinya tidak bisa dijaga ya.? Dan untuk apa Anda ada disini.?" tanya perempuan tersebut penuh rasa heran. Lelaki itu hanya senyum-senyum sendiri sambil berkaca di cermin. "Maaf Nona, saya memperhatikan Anda sejak tadi. Saya kesini hanya ingin mencari angin saja." lanjutnya. "Apa kata Anda.? Mencari angin.? Tapi, mengapa Anda mengatakan hal demikian kepada saya.? Apa maksud Anda.?" tegas perempuan tersebut menatap lekat-lekat mata sang lelaki. "Wahai Nona yang cantik.! Seharusnya Anda menghabiskan waktu Anda di dunia ini dengan bersenang-senang, yah... pada intinya having fun-lah. Untuk apa bersedih sekian lama seperti ini.? Anda terlalu berlarut-larut dengan kesedihan Anda sendiri." kata lelaki tersebut dengan ketusnya. Perempuan itu lalu melangkah ke arah utara, kemudian berkata sesuatu kepada lelaki tersebut., "Dunia tak selamanya memberikan kita kebebasan, Bung.!" Kata-kata yang cukup membuat lelaki tersebut kaget. " Hheh, atau mungkin Anda tidak pernah merasakan hal yang sama dengan saya. Anda tidak pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang Anda sayangi dan Anda cintai. Yang Anda tahu hanyalah bagaimana caranya Anda membuat orang-orang di sekitar Anda menderita dan Anda akan merasa senang." Matanya sekarang bertambah merah dan air matanya terus mengalir tanpa henti. "Cukuuup!" bentak lelaki itu dengan wajah yang memerah. Keduanya terdiam.

Keadaan pun menjadi hening. Tak ada satu ucapan pun yang terdengar, hanya hembusan angin yang bersorak-sorak di atas langit sana. Kemudian, perempuan tersebut melanjutkan pembicaraannya dengan air mata yang masih berlinang di pipinya yang merah itu. "Anda tidak akan pernah tahu bagaimana saya kehilangan ibu saya disaat saya berusia 14 tahun. Ibu yang selalu ada untuk saya, Ibu yang selalu mendengarkan curahan hati saya, dan Ibu yang selalu mendukung saya saat saya melakukan sesuatu. Namun kini, beliau telah dipanggil Yang Maha Kuasa, beliau telah tiada. Dan sekarang saya hanya tinggal dengan Ayah dan adik laki-laki saya. Sekarang, saya harus kehilangan orang yang saya cintai juga, yaitu kekasih saya. Orang yang selama ini saya sayangi dan saya cintai, pergi begitu cepat tanpa meninggalkan pesan apapaun pada saya. Dan semua itu, sangat menyakitkan. Apakah Anda akan merasakan hal demikian apabila Anda berada di posisi saya.?" Kini isakan tangisannya semakin menjadi-jadi. Lelaki itu terhentak akan perkataan perempuan tersebut. Lelaki tersebut mengikuti langkah perempuan tersebut dan menyentuh pundaknya. "Please, jangan usik hidup saya lagi." kata perempuan tersebut. "Maaf, saya tidak punya yang cukup lama hanya untuk berbicara dengan Anda. Saya harus pergi" lanjutnya. Perempuan itu meninggalkan lelaki tersebut. Lelaki itu hanya terdiam terpaku di tempat tersebut sambil memikirkan kembali perkataan perempuan tersebut.Lelaki tersebut sepertinya sekarang telah terbuka hatinya bahwa hidup kita pada akhirnya akan berujung kepada kematian. Kehidupan yang abadi. Lelaki itu akhirnya meninggalkan tempat itu pula mengikuti langkah perempuan tersebut. Tamat.!!!

DO`A MALAM HARI

Pejamkan mata dan renungkanlah,
Lihatlah ke dalam dirimu,
Betapa kecilkah dirimu itu.?
Tapi mengapa dirimu tetap sombong.?
Tak mau melihat kepada kebenaran.?
Tak mau mendengar ayat-ayat Kami.?

Telah butakah mata kita.?
Tapi mengapa mata ini tak mampu dijaga.?
Ataukah, hati kita telah rusak.?
Tapi mengapa hati ini sering menyakiti perasaan orang lain.?
Mungkin, telinga kita telah tuli.?
Tapi ,mengapa telinga ini tak pernah mendengar nasihat-nasihat bijak.?

Yaa Allah, Yaa Robb...
Kami ini sangatlah kecil...
Kami tak sanggup melihat keagungan-Mu yang begitu besar, Yaa Robb...
Maka ampunilah kami...

Dosa-dosa kami setinggi gunung yang menjulang...
Seluas lautan di samudera...
Namun sesungguhnya hidup kami hanyalah...
Bagaikan tetesan air laut yang Kami teteskan ke atas pasir...

Ampuni Kami, Yaa Robb...
Kami hanya manusia yang berlumur dosa...
Kami tak pantas menempati Surga-Mu yang begitu indah...
Dan Kami seperti tak pantas bertemu dengan Rasulullah, Yaa Robb...

Kami mohon ampunan dari-Mu...
Dari semua kesalahan-kesalahan yang Kami perbuat...
Jadikanlah Kami manusia yang beriman, bertakwa, dan bertawakal...
Agar Kami mampu menuju Ridho dan Rahmat-Mu...
Amiin...

Kita (Berbeda)

Awalnya, aku memang tidak pernah menyangka,
Pertemuan itu menjadi sebuah kisah yang indah,
Kau menyapaku dengan senyuman yang takkan kulupakan,
Dan begitulah seterusnya, kau selalu menyapaku.

Walaupun hanya sebuah sapaan,
Tetapi bagiku, itu adalah sesuatu yang sangat bermakna,
Yang tidak pernah aku dapatkan dari siapapun,
Selain dari dirimu.

Dulu, aku memang pernah memendam rasa padamu,
Kemudian, aku katakan semuanya itu padamu,
Dan kau mengganggap bahwa itu adalah hal yang "wajar",
Yang pasti akan terjadi pada semua manusia.

Namun, kenyataan itu malah berbalik,
Kau sekarang telah memiliki kekasih,
Yang ternyata adalah temanku sendiri,
Yang akan mengisi hari-harimu dengan indah.

Aku cukup terkejut mendengar semua itu,
Yang keluar dari mulutmu sendiri,
Tetapi aku tak ambil pusing,
Karena itu adalah hakmu untuk memilih dia.

Aku akan merelakan dan mengikhlaskanmu,
Walaupun aku sedikit cemburu,
Namun, cinta tidak harus memiliki.

Kusadari, kalau kita memang berbeda,
Kau tampan, sedangkan aku tidak cantik,
Tapi kau adalah lelaki yang baik,
Beruntunglah dia yang bisa mendapatkanmu.

Sudah saatnya kita jalani kehidupan masing-masing,
Kau dengan kekasihmu, dan aku dengan diriku,
Biarkan ini menjadi sebuah cerita yang indah,
Yang akan kuceritakan pada dunia...

Rindu Berakting.!

Selama ini, gue kalo dapet peran dalam Pementasan Drama (apalagi Ujian Praktek), pasti selalu dapet teksnya yang sedikit atau paling banter jadi peran penengah gitu deeechh...!!! OH, NOOOOO...!!! Gue selalu mendapatkan porsi yang sangat sedikit dibandingkan teman-teman gue yang dapet pemeran utama.!!! Bagaimana ini bisa terjadi.??? Sudah dapat dipastikan, yang memiliki paras yang cantik atau tampan, pastilah menjadi pemeran utama dalam sebuah pementasan drama. Lalu, bagaimana dengan yang memiliki wajah yang pas-pasan (kayak gue).? Sama si Pembuat Skenario, pastilah menempatkan kita dengan porsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan pemeran utama yang menjadi sorotan penonton, dan biasanya, kita-kita ini yang memiliki wajah pas-pasan, sedikitnya hanya tampil 2-3 sin ajah, setelah itu, menghilang ditelan oleh pemeran utama yang emang cantik atau tampan, padahal kemampuan mereka sangatlah diragukan karena mereka tidak memiliki skill dalam bidang akting. Padahal, jika dalam pembuatan skenario itu diserahkan kepada ahlinya, pastilah setiap pemain mendapatkan porsi yang seimbang atau sama rata. Jadinya, seperti inilah akibatnya, para pemeran utama menjadi sorotan penonton dan merasa bangga menjadi pemeran utama karena paras wajah yang cantik atau tampan dan ini besar kemungkinannya menimbulkan "kecemburuan sosial" terhadap pemeran penengah. Lalu, si Pemeran Penengah itu akan merasa rendah diri karena dianggap jelek atau apalah, atau yang lebih memprihantinkan lagi adalah rasa SAKIT HATI bahkan akan menimbulkan rasa BENCI yang amat terdalam terhadap si Pembuat Skenario. Ini namanya tindakan "diskriminatif" atas hak-hak manusia yang terbelenggu dengan wajah yang tidak secantik Julia Perez atau setampan Lee Min Ho. Coba sekarang bayangin, kalo yang mainnya Julia Perez atau Lee Min Ho sebagai pemeran utama, pasti banyak orang yang nonton dan rating filmnya akan sangat tinggi. Tapi, kalo yang mainnya Mpok Nori atau Tukul jadi pemeran utama, boro-boro ditonton, ngedengerinnya ajah udah OGAH buat nonton karena udah terdoktrin atas image mereka yang di bawah standar. Oooohhh, kasihan sekali. Tapi, yang namanya nasib seseorang kan kita gak akan pernah tau. Sekarang yang harus kita jual kepada masyarakat bukan hanya penampilan fisik yang cantik atau tampan, atau bahasa gaulnya : PERFECT, tetapi yang harus ditonjolkan dalam hal ini adalah skill (kemampuan) dan talent (bakat). Wajah cantik atau tampan, tapi gak bisa akting, sarua jeung bohong atuh eta mah. Mendingan, punya wajah yang pas-pasan kayak gue ini, tapi punya skill (kemampuan) dan talent (bakat) yang bisa diperlihatkan kepada khalayak luas. Jadi, orang memandang si B tuch aktingnya bagus, aktingnya penuh penghayatan, walaupun mukanya pas-pasan, daripada si A, walaupun mukanya cantik atau ganteng, tapi aktingnya "ecek-ecek". Sekarang kan banyak tuch yah, kasus-kasus Home Production "abal-abal" yang masang iklan buat casting. Udah gitu, orang-orang yang kebelet pengen jadi artis, ikutan dech tuch casting dan lebih parahnya lagi adalah membayar uang muka yang sangat tinggi. Sungguh ironis. Orang jaman sekarang sepertinya hanya membutuhkan materi, duit, hape yang lagi ngetrend sekarang tuch apaan.?! BlackKeddet, ehh... maksudnya BlackBerry, terus jadi orang populer dechhh. Taunya apa coba, udah bayar mahal-mahal buat casting, terus ke tempat yang sudah ditentukan, taunya pas udah nyampe di tempat yang udah ditentukan, Produsernya gak ada dan duitnya dibawa kabur. Hmmmm, menyedihkan yaa rakyat Indonesia. Cuman gara-gara hanya ingin mengejar materi, bela-belain bayar mahal, taunya ditipu juga kan.??

Kita balik lagi dengan judul yang gue usung, "Rindu BERAKTING". Semenjak kelas 3 SMP, gue udah mulai suka sama dunia peran atau teater. Tapi sayangnya, di SMP gue belum ada ekskul Teater. Akhirnya, setelah lulus dari SMP dan masuk ke salah satu SMA favorit di Kota Bogor, gue masuk dech tuch ekskul Teater. Yeah, akhirnya jadi anak Teater juga dech. Dengan mengikuti ekskul teater, gue banyak dapet pelajaran disitu. Bagaimana berakting yang bagus, gak grogian, dan teater itu sebenernya kayak olahraga. Teater gue sich baru tampil di event 17 Agustusan ajah. Dan gue dapet peran jadi orang Jepang gitu deh (mungkin, emang gue kayak orang Jepang kali yee.?). Teaternya menceritakan Kemerdekaan Indonesia gitu. Penampilan temen-temen gue bagus-bagus dan buat gue merinding karena gue diingatkan lagi tentang sejarah Indonesia yang hampir terlupakan. Udah gitu, Teater gue pernah nonton aksinya Putu Wijaya, maestro Teater Indonesia. Beeeuhh, eta aktingnya, kereeeen abis. Gue selalu berharap bisa seperti Beliau menjadi pemain Teater yang tetep setia sama bidangnya dan mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dengan bidang teater. Amiin. Sebelumnya, gue pernah berpikir akan keluar dari teater, tapi kalo dipikir-pikir, itu kan bidang yang gue suka dan gue geluti, kan sayang kalo ditinggalin di tengah jalan. Dan katanya, kalo gue keluar dari teater, gue bakalan ditendang sama Ketua Teater dari Lantai 3 sekolah gue...!!! OH, NOOOO...!!! It's very sadism.!!! Untung ajah, gue gak keluar dari teater, jadi gak ditendang dech dari Lantai 3..!!! Tunggu pembalasanku, Wahai Ketua Teater.