Sabtu, 19 Februari 2011

Rindu Berakting.!

Selama ini, gue kalo dapet peran dalam Pementasan Drama (apalagi Ujian Praktek), pasti selalu dapet teksnya yang sedikit atau paling banter jadi peran penengah gitu deeechh...!!! OH, NOOOOO...!!! Gue selalu mendapatkan porsi yang sangat sedikit dibandingkan teman-teman gue yang dapet pemeran utama.!!! Bagaimana ini bisa terjadi.??? Sudah dapat dipastikan, yang memiliki paras yang cantik atau tampan, pastilah menjadi pemeran utama dalam sebuah pementasan drama. Lalu, bagaimana dengan yang memiliki wajah yang pas-pasan (kayak gue).? Sama si Pembuat Skenario, pastilah menempatkan kita dengan porsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan pemeran utama yang menjadi sorotan penonton, dan biasanya, kita-kita ini yang memiliki wajah pas-pasan, sedikitnya hanya tampil 2-3 sin ajah, setelah itu, menghilang ditelan oleh pemeran utama yang emang cantik atau tampan, padahal kemampuan mereka sangatlah diragukan karena mereka tidak memiliki skill dalam bidang akting. Padahal, jika dalam pembuatan skenario itu diserahkan kepada ahlinya, pastilah setiap pemain mendapatkan porsi yang seimbang atau sama rata. Jadinya, seperti inilah akibatnya, para pemeran utama menjadi sorotan penonton dan merasa bangga menjadi pemeran utama karena paras wajah yang cantik atau tampan dan ini besar kemungkinannya menimbulkan "kecemburuan sosial" terhadap pemeran penengah. Lalu, si Pemeran Penengah itu akan merasa rendah diri karena dianggap jelek atau apalah, atau yang lebih memprihantinkan lagi adalah rasa SAKIT HATI bahkan akan menimbulkan rasa BENCI yang amat terdalam terhadap si Pembuat Skenario. Ini namanya tindakan "diskriminatif" atas hak-hak manusia yang terbelenggu dengan wajah yang tidak secantik Julia Perez atau setampan Lee Min Ho. Coba sekarang bayangin, kalo yang mainnya Julia Perez atau Lee Min Ho sebagai pemeran utama, pasti banyak orang yang nonton dan rating filmnya akan sangat tinggi. Tapi, kalo yang mainnya Mpok Nori atau Tukul jadi pemeran utama, boro-boro ditonton, ngedengerinnya ajah udah OGAH buat nonton karena udah terdoktrin atas image mereka yang di bawah standar. Oooohhh, kasihan sekali. Tapi, yang namanya nasib seseorang kan kita gak akan pernah tau. Sekarang yang harus kita jual kepada masyarakat bukan hanya penampilan fisik yang cantik atau tampan, atau bahasa gaulnya : PERFECT, tetapi yang harus ditonjolkan dalam hal ini adalah skill (kemampuan) dan talent (bakat). Wajah cantik atau tampan, tapi gak bisa akting, sarua jeung bohong atuh eta mah. Mendingan, punya wajah yang pas-pasan kayak gue ini, tapi punya skill (kemampuan) dan talent (bakat) yang bisa diperlihatkan kepada khalayak luas. Jadi, orang memandang si B tuch aktingnya bagus, aktingnya penuh penghayatan, walaupun mukanya pas-pasan, daripada si A, walaupun mukanya cantik atau ganteng, tapi aktingnya "ecek-ecek". Sekarang kan banyak tuch yah, kasus-kasus Home Production "abal-abal" yang masang iklan buat casting. Udah gitu, orang-orang yang kebelet pengen jadi artis, ikutan dech tuch casting dan lebih parahnya lagi adalah membayar uang muka yang sangat tinggi. Sungguh ironis. Orang jaman sekarang sepertinya hanya membutuhkan materi, duit, hape yang lagi ngetrend sekarang tuch apaan.?! BlackKeddet, ehh... maksudnya BlackBerry, terus jadi orang populer dechhh. Taunya apa coba, udah bayar mahal-mahal buat casting, terus ke tempat yang sudah ditentukan, taunya pas udah nyampe di tempat yang udah ditentukan, Produsernya gak ada dan duitnya dibawa kabur. Hmmmm, menyedihkan yaa rakyat Indonesia. Cuman gara-gara hanya ingin mengejar materi, bela-belain bayar mahal, taunya ditipu juga kan.??

Kita balik lagi dengan judul yang gue usung, "Rindu BERAKTING". Semenjak kelas 3 SMP, gue udah mulai suka sama dunia peran atau teater. Tapi sayangnya, di SMP gue belum ada ekskul Teater. Akhirnya, setelah lulus dari SMP dan masuk ke salah satu SMA favorit di Kota Bogor, gue masuk dech tuch ekskul Teater. Yeah, akhirnya jadi anak Teater juga dech. Dengan mengikuti ekskul teater, gue banyak dapet pelajaran disitu. Bagaimana berakting yang bagus, gak grogian, dan teater itu sebenernya kayak olahraga. Teater gue sich baru tampil di event 17 Agustusan ajah. Dan gue dapet peran jadi orang Jepang gitu deh (mungkin, emang gue kayak orang Jepang kali yee.?). Teaternya menceritakan Kemerdekaan Indonesia gitu. Penampilan temen-temen gue bagus-bagus dan buat gue merinding karena gue diingatkan lagi tentang sejarah Indonesia yang hampir terlupakan. Udah gitu, Teater gue pernah nonton aksinya Putu Wijaya, maestro Teater Indonesia. Beeeuhh, eta aktingnya, kereeeen abis. Gue selalu berharap bisa seperti Beliau menjadi pemain Teater yang tetep setia sama bidangnya dan mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dengan bidang teater. Amiin. Sebelumnya, gue pernah berpikir akan keluar dari teater, tapi kalo dipikir-pikir, itu kan bidang yang gue suka dan gue geluti, kan sayang kalo ditinggalin di tengah jalan. Dan katanya, kalo gue keluar dari teater, gue bakalan ditendang sama Ketua Teater dari Lantai 3 sekolah gue...!!! OH, NOOOO...!!! It's very sadism.!!! Untung ajah, gue gak keluar dari teater, jadi gak ditendang dech dari Lantai 3..!!! Tunggu pembalasanku, Wahai Ketua Teater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar